Senin, Maret 31, 2008

Angry vs Emotion

Kemarahan.
Apakah selalu terpusat pada emosi semata?Kini aku bicara soal kemarahan. Apakah orang yang marah pasti punya alasan yang benar? Bukannya orang yang marah itu tandanya belum dewasa? Apa hubungan kedewasaan dengan status marah seseorang? Marah biasa diredam dengan keseimbangan pikiran. Orang yang punya pikiran? Pandangan yang luas tentu punya kesabaran yang cukup untuk melanjutkannya menjadi sebuah kemarahan. Orang tersebut akan mencoba untuk berfikir lebih jauh dan positif agar semua yang dilakukan tidak menuju pada proses kemarahan. Sebab orang yang cepat sekali marah tentunya pikirannya sempit dan negativ saja.Itu pendapatku. Lagipula kemarahan seseorang pasti punya alasan. Dan alasan itu pasti mempunyai alasan. Dan alasan itu tentulah dimnta kejelasan, alasan, dan kebenarannya.
Orang yang suka marah marah mengapa dikatakan belum dewasa juga? Bukannya marah itu hak? Manusiawi sekali bahkan.
Ya, tentu saja marah yang bermanfaat. Membangun. Berguna dan tidak dibuat – buat. Jadi kalau marah yang tidak berguna atau marah2 saja, sebaiknya dihindari, sebab tak perlu. Di sini emosi dan kesabaran manusia tengah diuji oleh Tuhan. Keemosian tidak dapat disimpan sendiri, tentu membutuhkan tempat untuk menyalurkannya. Orang itu bisa saja menjadi kalap bila tidak dapat menyimpan emosinya secara baik2. Dari dulu semboyannya orang jujur disayang Tuhan. Mengapa bisa begitu? Apa iya Tuhan menyayangi anak – Nya yang sabar?Lalu bagaimanakah keadilannya itu? Apakaha orang dilahirkan untuk bersabar dan terus2an meredam emosinya terus menerus?
Menurutku itu tidak mungkin.
Mungkin saja menurut – Nya.
Ah, terang saja, sudah pasti. Sudah jelas. Aku kadang berpikir apa kemarahan orang dipusatkan pada emosi yang mendadak dan tidak terkontrol oleh waktudan tempat? Orang yang baik pasti dapat mengatur tempat dan waktu untuk meluapkan emosinya. Pengaruh marah juga bisa sangat besar. Punya pengaruh yang tinggi dengan sekitarnya, atau keadaan lingkungannya.
Tapi kan marah langsung aja? Gak bisa diatur?
BISA saja............. Itu tadi, semuanya tergantubn niat individunya. Individu yang sudah dewasa dan matang unuk memanage hidupnya tentu bisa mengatur emosinya. Kemarahannya pasti tidak sia – sia, sebab sudah di planning sebaik mungkin. Individu yang majemuk memberikan warna pada suatu emosi yang terluap. Macam – macam individu akan menyumbangkan kemarahannya dengan cara masing – masing. , sendiri – sendiri. Dan bermacam – macam. Kenapa juga harus ada orang yang membuat seorang menjadi marah atau emosi? Hanya orang yang mencari sensasi saja. Mencari perhatian. Aku lebih suka orang yang mengritik dan memberi SOLUSI daripada memberi suatu kemarahan yang tak jelas asal – usulnya, tak ada alasan konkritnya. Tau – tau hanya marah.. Atau kerjanya marah – marah saja. Berarti motivasinya hanya mengacau saja./ membuat keadaan menjadi rancu.Tidak bertanggung jawab . Jarang aditemui kemarahan yang sifatnya individualis tanpa pengaruh orang lain.

Tidak ada komentar: