Rabu, September 30, 2009

Revisi Antara Nalar, Berbicara, dan Berbuat by Donny Danardono

Antara berbicara dan berbuat, tentu orang lebih suka berbuat.
Karena dengan berbuat, dapat ditunjuk langsung kemampuannya.
Ketua BEM saya pernah berkata: “sedikitlah berbicara, banyaklah berbuat”.
Orang sering dianggap tidak mampu berbuat apa-apa, jika hanya bicara.

Tapi kukira ada satu hal yang kita lewatkan dari 2 hal tersebut.
Kukira, menalar yang paling penting. Sebab, kita tahu, sebelum bicara, tentu berpikir dulu.

Berpikir adalah utama.
Tanpa berpikir, orang tidak dapat berbicara dan berbuat dengan baik.
Dengan berpikir, menggunakan nalar tentunya, orang dapat menggunakan hatinya dengan baik. Hati. Bukan perasaan. Hati berbeda dari perasaan.

Ketika menggunakan nalarnya, seseorang menggunakan otak logika, di mana semua kembali pada apa, mengapa, siapa, bagaimana. Keempatnya erat terkait. Tidak pernah lepas dari sangkarnya. Menggunakan otak, menggunakan hati, menggunakan pikiran, menggunakan ilmu; sehingga orang mampu berbicara dan berbuat.

Tapi jangan sekali-kali menggunakan teori orang lain untuk menalar. Pakai saja kemampuan otak sendiri untuk membuat sebuah teori. Karena melalui teori yang berasal dari diri, orang akan tertuntun mengenali prinsip hidup dan kepribadiannya.

Dari sebuah teori orang dapat mengerti kita tanpa kita berbicara atau bahkan berbuat terlalu banyak...

Pertanyaan terakhir, mampukah seseorang bepikir - menggunakan nalarnya - tanpa menggunakan kata? –donnydanardono-




Kepada Saya
Anda boleh menulis puisi
Untuk atau kepada siapa saja
Asal jangan sampai lupa
Menulis untuk atau kepada saya
Siapakah saya? Saya adalah kata
Joko pinurbo2006

Tidak ada komentar: