Sabtu, September 19, 2009

Aku Tahu

Karena aku tahu apa yang kamu pikirkan mengenai keputusanku
Karena aku tahu kau begitu mengasihiku
menyayangku
mencitaku
Karena aku tahu betapa kau enggan aku menjadi seperti itu
Tapi aku tidak memungkiri apa yang menjadi keputusanku bisa jadi salah
Kamu terlalu khawatir,
bimbang,
ragu,
dan makin tidak percaya padaku
Tapi setidaknya kau mau mendengarkan pendapatku
pikiranku
dan perasaanku
Yang kadang aku masih ragu dan tidak mengerti realiti,
mengapa begini, mengapa begitu
Bahasa masih menjadi monsternya
Ketika sebuah arti mengenai bahasa belum diketahui
Mengapa setan tidak dibaca tuhan?
Siapakah yang mengartikan huruf?
Dan bagaimana huruf mampu menjadi sebuah kata
lalu menjadi kalimat
lalu menjadi paragraf
setelah itu
alinea?

Apakah bahasa menjadi kacau sejak allah murka
mengguncang menara Babilonia?

Baudrillard mengatakan : kita tak bisa mencintai yang "sama" habis-habisan,
tapi
kita juga tak bisa memeranginya habis-habisan

Girrard mengatakan : ...bahwa sesuatu pun dijadikan korban,
agar bencana tak terjadi.
Korban itu adalah selembar kaus. Di akhir pertandingan, Ronaldo atau Klose akan mencopotnya
dan memberikannya kepada pemain lawan. Benda ini identitasku, ia bagian dari narsisme dalam diriku,
ia berbau keringatku dan kena sedikit panu di kulitku, tapi ia kulepas,
kuberikan padamu.

Pramoedya Ananta Toer mengatakan : "...ah ya, apa pula salahnya mati?"

Bahasa adalah sejarah yang penuh dengan cerita sesat, makna yang berkelok, dan ambigu, rambu-rambu palsu.

Belum lagi mengenai L'homme revolte : "Aku berontak, maka kita ada."

karena-karena itu muncul membelah diri seperti amuba
yang sebenarnya,
--tak sadarkah kau--
bahwa kita sekarang sedang dipermainkan oleh bahasa?

Aku bilang pemikiran yang selalu salah, tapi kau bayangkan betapa hal ini bahasa lebih luar biasa
berdosa
daripada pemikiranku?

Ah ya, satu lagi.
Apakah menurutmu, pemikiranku selalu berdosa?

Aku tahu kau begitu
Karena aku tahu apa yang kamu pikirkan mengenai keputusanku
Karena aku tahu kau begitu mengasihiku
menyayangku
mencitaku
Karena aku tahu betapa kau enggan aku menjadi seperti itu
Tapi aku tidak memungkiri apa yang menjadi keputusanku bisa jadi salah
Kamu terlalu khawatir,
bimbang,
ragu,
dan
aku semakin tahu kau sulit mempercayai keputusanku
untuk mengejar mimpiku
cita-citaku
keinginanku

dan prinsip hidupku

Tidak ada komentar: