Sabtu, Maret 01, 2008

Perkembangan Bisnis Ritel Modern sebagai Jawaban Atas Perubahan Gaya Hidup Masyarakat

Maraknya bisnis ritel ( toko kelontong ; yang menjual eceran kepada konsumen terakhir dengan jenis tertentu dengan frekuensi yang tinggi dan sebaliknya ) , telah mencapai perkembangannya beberapa tahun terakhir ini. Tumbuhnya bisnis ritel yang mengacu pada perolehan laba pribadi lebih mendorong para pengusaha baik pedagang besar / kecil Usaha Kecil Menengah (UKM).
Usaha – usaha yang dikerjakan pebisnis ritel ini bermacam – macam jenisnya. Demikian juga mutu dan pengolahannya. Mereka saling bersaing untuk menggaet konsumen sebanyak mungkin, lebih – lebih pada pola komsumtif pada tiap konsumennya tersebut. Bukan pada segi pemborosan. Tetapi letak sifat lahiriah manusia yang tidak pernah merasa puas. Inilah salah satu gaya hidup masyarakat kita yang baru. Kepraktisan dan efisiennya lebih menjadi tolok ukur para konsumen modern.
Belum lagi bila digabungkan untuk mengulas perkembangan bisnis ritel modern sebagai jawaban atas perubahan gaya hidup masyarakat. Akankah gaya hidup masyarakat sekarang ini mampu mengubah kemajuan bisnis ritel modern?
Sebut saja pengaruh franchise. Yang berhubungan dengan kata “merk”. “Merk dagang” khususnya. Sedikit penjelasan mengenai franchise,yang berasal dari bahasa Perancis “franchir” yang berarti kewajiban untuk membayar upeti. Asosiasi Franchise International menjelaskan bahwa franchise ialah suatu hubungan berdasarkan kontrak antara franchisor dengan franchisee.
Pihak franchisor menawarkan dan mempunyai kewajiban untuk memelihara kepentingan terus menerus pada usaha franchise dalam aspek – aspek pengetahuan dan pelatihan. Franchise di sini memiliki hak untuk beroperasi di bawah merek atau nama dagang yang sama untuk menurut format dan prosedur yang telah ditetapkan oleh franchisor dengan modal dan sumber daya franchise itu sendiri.
Di negara Amerika, franchise dipandang sebagai suatu kontrak atau perjanjian baik yang dinyatakan lisan / tercantum secara tertulis antara 2 orang atau lebih yang menyepakati bahwa seorang franchisor diberi hak untuk melibatkan diri dalam memproduksi, memasarkan dan menyalurkan suatu jenis produk / jasa melalui sistem yang dibangun dan dikembangkan oleh franchise.
Di Indonesia, hal ini biasa disebut waralaba. Wara yang artinya istimewa. Jadi disimpulkan menjadi laba istimewa. Ada juga istilah franchising yang mempunyai arti pewaralabaan dari suatu jenis usaha.
Intinya franchise adalah konsep bisnis yang dijalankan berdasarkan perjanjian 2 belah pihak / lebih yang diikuti dengan kewajiban dan tanggung jawab semua pihak yang bersangkutan.
Bisnis ritel modern banyak macam dan jenisnya di Indonesia. Munculnya minimarket seperti Alfamart , Indomaret , Yomart , sampai Carefour dan Hypermart yang baru saja hadi di Semarang mendapat sambutan baik bagi masyarakat Indonesia.Dalam segi makanan dapat mengambil contoh Ayam Bakar Wong Solo , Papa Ron’s Pizza , KFC (Kentucky Fried Chicken) , Pizza Hut , dan masih banyak lagi.
Alfamart yang didirikan tahun 1999 dengan konsep minimart, toko ritel yang menyediakan kebutuhan pokok sehari – hari di mana pembeli dapat memilih sendiri barang yang akan dibeli, mempunyai target kelas menengah dengan franchisor PT Sumber Alfaria Trijaya (Jakarta). Sampai sekarang (Oktober 2007) Alfamart memiliki total outlet sebanyak 1350. Paket investasi yang diberikan sebesar Rp 300.000.000,00 dengan total fee sebanyak Rp 45.000.000,00. Royalti fee nya progresif yang berkisar antara 0% - 3%. Lama kontrak yang diberikan selama 5 tahun dengan perkiraan BEP selama 3 tahun. Kebutuhan investasi biasanya menjadi pemilik pasif dan memberlakukan system bagi hasil.
Dalam kurun waktu 8 tahun sudah menumbuhkan 1350 outlet lain di berbagai penjuru Indonesia. Pertumbuhan yang termasuk pesat ini akibat adanya rasa kebutuhan masyarakat yang maksimal. Di mana permintaan itu lebih besar dari pada penawaran.Apalagi dengan didorongnya keadaan lingkungan tempat tinggal yang menuntut adanya ritel modern di kawasan mereka. Apabila wilayah pemasaran yang terjangkau sudah terjamin, sepertinya jaringan distributif / outlet yang disalurkan tepat pada wadahnya. Belum lagi ketidakperluan untuk menanam investasi yang baru dan memperoleh fee dari franchisor. Hal ini juga dapat menjadi keuntungan franchisor semata. Franchisor yang juga berkewajiban untuk memberi bimbingan dan pelatihan serta pengawasan dari pihak atas yang bermutu.
Setiap ritel modern ini berlomba –lomba dalam memperbaiki manajemennya. Meliputi jumlah karyawan, kepemilikan pasif, perjanjian pengembang, pengaturan wilayahnya (sampai lahan parkir), serta kebutuhan tempat. Bantuan manajemennya dapat berupa pencarian modal / tempat, promosi / iklan, serta training. Kemudahan ritel modern ini didapat sebab mereka mendapat hak untuk memproduksi dan menjual produk / jasa yang sudah dikenal oleh masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kepercayaan tersendiri oleh produk yang mempunyai mutu franchise tinggi. Mereka juga mempunyai akses untuk mendapatkan bahan baku.
Perkembangan bisnis inilah yang dituntut oleh masyarakat kita atas gaya hidupnya yang baru. Serba praktis, aman, dan efisien (berguna atau tidak). Adanya banyak ritel modern dengan latar franchise yang sudah dikenal banyak masyarakat membuat masyarakat melakukan seleksi ekonomi dengan sendirinya. Tuntutan untuk gengsi juga menjadi salah satu faktor penyebab pola konsumtif tingkat menengah. Kegemaran shopping dan mencoba hal –hal baru dan bermerek menjadikan masyarakat semakin “hidup” untuk menjadi pelaku utama dalam kegiatn ekonomi.
Tak urung pula dengan pola kegiatan pokok mereka yaitu mencari uang menjadi motivasi utama untuk hidup gengsi di masa modern seperti sekarang ini. Masyarakat kita semakin dihadapkan pada dilemma menabung dan bertindak ekonomis. Tetapi kebutuhan yang lebih besar tidak dapat menghandle pengeluaran yang bersifat konsumtif. Dengan membuat anggaran / rencana pokok sebelumnya, maka semua kebutuhan itu tidak akan terlupakan. Dan dapat pula dihindarkan pemborosan yang tiada guna. Anggaran tersebut membantu kita mempergunakan alat pemuas yang terbatas untuk memperoleh kepuasan yang sebesar – besarnya. Jadi kita tetap bisa menikmati ritel modern berbagai macam jenisnya dengan teratur sehingga menimbulkan kesan modern yang sehat. Modern yang tetap beraturan. Bukan sekedar modern untuk meraih pamor tertinggi.

Tidak ada komentar: